Aku
pun langsung melanjutkan perjalanan,aku pergi ke terminal,aku langsung menaiki
bus yang bertujuan ke sidamanik,di perjalanan aku tak bisa melupakan hal-hal
yang masih pertama kali kurasakan,sheila tak lepas dari pikiranku,senyumnya tak
bisa menghilang,sorot matanya seperti lampu pijar yang menyilaukan walau aku
sudah membuka mata,aku hanya tersenyum-senyum sendiri,ku ambil buku aku hanya
bisa menuliskan ini,
Waktu membuat kita bersama
aku mulai menyadari kebisuan yang
sudah terlalu lama menjadi penyakit.
aku sedikit bimbang dengan diriku
sendiri.
aku mulai merasakan jiwa yang beku
dan hati yang beku mulai terbakar
hangat oleh gelora cinta
dengan sorot matanya yang cukup
menyentuhku,
dengan tawa dan senyumnya cukup
membuatku merasakan getaran cinta yang tak pernahku rasakan sebelumnya,
jemarinya menggenggam tanganku tak
begitu erat
namun memberi sedikit goresan yang
susah untuk dihapuskan
dari sorot matanya tersirat bahwa
aku akan jatuh cinta padanya
dan jatuh sangat dalam,
seorang wanita yang membimbingku
kedalam hati nya yang indah dan tersembunyi.
pandangan itu membuatku hanyut
dalam arus deras dan sampai di hilir hatinya
dan aku tak kuasa berpaling atau
pulang dari taman itu.
Aku tahu
waktu seakan pemberi harapan
Aku tahu waktu akan menjawab segala
harapan
Aku tahu waktu hanya bisa memberi
ruang
Aku tahu waktu akan memberi
kesempatan
Aku tahu waktu begitu kejam
Aku tahu waktu begitu singkat
Aku tahu waktu adalah kawan
Aku tahu waktu bisa menjadi
penyesalan
Aku tahu waktu tak pernah kembali
Aku tahu waktu tak perlu diilhami
Aku tahu waktu akan mempertemukan
Aku tahu waktu akan memisahkan
Aku tahu waktu memberi ruang untuk
berpindah
Aku tahu waktu menguji
kebijaksanaan.
***************************************************
Senin
26 juni 1999 adalah pengumuman UMBPTN tepatnya hari ini,aku sudah sangat risau
loper koran tak kunjung datang,ku lihat jam dinding sudah menunjukkan pukul
10.00 wib.aku sudah tidak sabar lagi,aku pengen buru-buru kuliah.aku beranjak
ke halaman rumah,supaya bisa melihat pak loper koran datang,
“ehhh nin,koran nya udah dateng
belum?”arni menghampiriku dengan paras mukanya yang tampak
sehambis menangis,kantong matanya bengkak dan merah,masih terlihat sisa-sisa
air matanya di bulu matanya.
“belum nih,gua juga udah ngak
sabar,lo kenapa?,absi nangis yah?”
“enggak kok,habis nontron
film,sedih banget filmnya,,ehh nin,kemarin jadi ngambil jurusan apa?”
“pilihan pertama Hukum usu,kedua
Bahasa inidonesia,loe?”
“gua mah tetep,akutansi
UI,kedua,akutansi usu.”sekejap wajahnya mulai kembali normal
“hhhmm,niat banget lu jadi
akuntan,”
“ia dong,cita-cita mas
bro,hahahaha”
“trus,,,”
Tiba
tiba terdengar suara ambulans,dan semakin mendekat, dan jantungku berhenti
berdetak,mataku hanya bisa melotot,ambulans berhenti mendadak diseberang
rumahku,,,
Tiba-tiba
dengan bergegas dan penuh cemas seoarng berbadan pendek,berambut
klimis,berbadan tegap keluar dari ambulance mendekati kami dan tiba-tiba dia
berhenti di bahu jalan,kulihat wajah Arni sangat pucat,mengingat ayahnya sedang
dirawat di rumah sakit,aku pun tak kuasa saat Arni mulai meneteskan air mata..
“ni,, kamu kok nangiss!!!, ada
masalah apa?”aku mulai kawatir
Namun
ia langsung berlari ke arah ambulance,”kenapa
pakkk?? Ada apa?? kok berhenti di depan rumah saya??”ia mendekati pak supir
Terlihat
wajah pak supir menundukkan wajahnya dan mencari-cari sesuatu di tasnya,aku pun
sangat khawatir,karena mengingat baru kemarin malam ayahku menghantarkan ayah
Arni ke rumah sakit,aku pun langsung berlari ke arah ambulance itu,”Maaf pak, ada keperluan apa?” namun hal
yang sangat menggelikan pak supir malah tidak menjawab dan hanya sibuk
mencari-cari sesuatu di tasnya,”ada perlu
apa pakkk,kalau di tanya di jawab donggg” arni menggertak pak supir dan
terlihat ia meneteskan air matanya,”ahhuuh
mbahhkk, mahuuhhh nnnuuuppplakkkk huay tuooo” pak supir terus
mencari-cari sesuatu di dalam tasnya dan terlihat kebingungan,”nyari apaan sih pak?” aku mulai kesal
dan emosi.”nahhhhh”pak supir mulai
ceria dan ia menunjukkan kertas kepada kami,kertas itu langsung di sambar oleh
Arni, tiba-tiba ia berteriak kencang,”BAAJINGGANNNN”
dia langsung meremas kertas itu dan mencampakkannya,aku sangat kaget,wajah
Arni yang penuh air mata tiba-tiba tampak melotot dan sangat geram,aku pun
langsung mengambil kertas itu dan membukanya,
“Holong
ni boru Saragih”
Afdeling
A Bah-butong,No 45
Kec.sidamanik.Kab.Simalungun.
cepattt,bersihh,harga
terjangkau,
ANDA
PUAS KAMI BANGGA
No.telp/No.Pengaduan:088216185922
Doktor
Sagala
“Bangsat lo,pergi ngak lo dari sini?,hahhh,Bajingan”
aku hampir memukul si supir pendek itu,”pergi,gua
bilang,pergi..pergeee,,, setann lo” dia langsung masuk ke mobil ambulance
nya dan pergi dengan wajah sangat ketakutan,bahkan dia tak kepikiran buat
minyta maaf pada kami,”udahh lah ni,ngak
usah di ingat-ingat lagi,bokap lu sehat kok,ngak apa-apa,dasar emang supir
setan,bajingann emangg,,bangsat itu orang,udahh udahhh ngak apa-apa ngak
apa-apa.”membujuk arni yang terlihat sangat jatuh mentalnya.
“masalahnya gua mimpi buruk tadi
malam nin,gua bermimpi banyak orang datang ke ruamah gua,dan semuanya temen
kerja bokap gua,mereka pake baju item semua,dan nyokap nangis nangis disitu” Arni
mengis memeluk ku,
“hallaahhh mimppi doang lo
pikirin,mimpi itu lo yang buat,makanya jangan mikir yang aneh-aneh sebelum
tidur,biar mimpi lu juga ngak ke bangetan seremnya”
“tapi nin mimpi yang begit.....”
“udah diam aja ahhh,primitif banget
lo masih aja percaya sama mimpi,asall lu tahu yahh, gua sebelum tidur selalu berhayal,tersesat
di ladang ganja,dan di pondok-pondok ladang itu banayak banget ganja yamg udah
kering dan gua bebas ngisep sampe giting semalaman, dan ternyata setelah gua
tidur mimpi gua kenyataan,hahahaa”aku hanya mencoba
menenangkan arni
“lo tu ngak ada bedanya yah sama si
bajingan itu tadi,katanya temen, tapi loe ngak pernah ngerti,nyampah temen
kayak loe, bangsat emang buat hari ini”.
Tinnn..tinnn..
terdengar bunyi kelakson motor yang tak asing lagi buatku “koran..koran..koran..koran”orang yang paling ditunggu-tunggu dan paling berpengaruh pun tiba
“ehhh ni, korannya udah dateng
tuhh,buruan kesini.”
“bodo amat gua, lu beli aja
sendiri, besok kasih liat gua” ia berjalan cepat dan
terlihat sangat marah walau di lihat dari belakang.
“yahhhh, dasar wanita,hal paling
sulit untuk dimengerti” gumam ku
“bang koran yang isinya pengumuman
UMPTN adakan ya?”
“ada bang,yang cuman usu,unimed apa
se-indonesia?”
“yang se-indonesia ajaaa!!!” Arni
berteriak di balik jendelanya
“ehhh mangkanya ke sini aja”
aku membalas jawaban Arni,namun ia langsung menutup horden jendelanya.
“ahhhh ni cewe kok blagu banget
ya,, yaudah bang yang se-indonesia aja,berapa harganya bang?”
“Rp.1000”
“kok mahal amat bang,pan biasanya
Cuma Rp.500”
“yang ini beda bang,kita juga bayar
buat dapetin pengumuman ini”
“yahhh yaudah deh ni bang”aku
membeli korannya
“ehhh nii, kita Rp500,Rp.500
yahh,,” aku berteriak ke arah rumah arni, namun...
“bodo amat gua,lu tuli apa bego?”
“ya elahh Ni,masih aja loe ya,pokok
nya bodo amat,besok kalo lu mau liat,lu bayar Rp.500 dulu. Titikk!!!! Ngak pake
koma lagi”
“bodooo amatttttt, segitu nya lu
ye,sama temen sendiri perhitungan banget.”
“kenapa ngak loe aja yang bayarin?”
gumam
ku dalam hati.
Aku
memutuskan untuk tidak melihatnya saat ini,karena aku berencana melihatnya
bersama dengan Arni,sebenarnya aku sangat penasaran namun besok aku pasti lebih
penasaran.ku putuskan untuk tidak membuka korannya,aku melipatnya dengan rapi
ku selipkan diantara buku-buku kenanganku,aku berharap ada “Nindo johan turnip”
disalah satu baris koran tersebut,dan koran-koran ini akan menjadi sebuah
kenangan yang tak akan pernah aku lupakan,menjadi saksi atas kerja keras ku,dan
untuk pertama kalinya “Nindo johan turnip” tercantum dalam sebuah bait atau
baris di dalam media massa,dan kurap teman-teman ku juga merasakan hal yang
sama.
*************************************************************************
Perpisahan tersedih dan kado
terakhir
Malam
itu sekitar pukul 19.00 wib,saat selesai makan malam bersama dengan kedua orang
tua ku,kakak-kakak ku masih berada di Medan,jadi aku hanya bertiga bersama
Ayahku,Ibuku dan aku sendiri
.”gimana hasilnya bang?” ayah ku bertanya
sembari menghidupkan rokoknya.
“belum liat pak!”.
“lahh kenapa,kan pengumumannya hari
ini ,tadi pagi juga udah bapak kasi duitnya kan buat beli koran?”
“ia pah,kalo masalah koran udah ku
beliin,cuman belum siap aku liatnyaaa”
“ohhh, emang kau ngak yakin?”
“yakin sih yakin,optimis sih
optimis,tapi metal aku belum siap pah.”
“ohh yaudah jangan lama-lama,siapa
tahu lulus biar gampang kita prepare nya”
“ia pah,besok pagi juga udah aku
liat kok”
“apa jadi pilihan mu bang?” ibu
bertanya sambil mengupas mangga
“hukum mah pilihan pertama,pilihan
keduanya sastra indonesia”
“kan udah mama bilang kemarin,ambil
ekonomi salah satu,ekonomi itu bagus jurusannya,akutansi keg,management keg,
bagus bagus semuanya, tapi kalo udah terlanjur mau dibilang apa lagi!,nihh
mangga”ibu memang selau yang terbaik,dan
tiba-tiba suara sirene terdengar sari kejauhan.
“trus si Arni ngambil jurusan apa?”
“akutansi mah”
“kan udah mama bialng,liat aja tuh
si Arni,pemikirannya panjang,plih jurusan yang prospek,lah kamu? Taunya cuman
ngabisin duit beli rokok,main judi,sekali-sekali kata-kata orang tua itu di
dengarin”
“udah lah mah biarin dia nentuin
masa depannya” kata ayah ku
“yaudah deh terserah,anak sama
bapak sama aja”
"sirenenya kok makin kenceng yahh,mah coba liat kr depan?" ayah ku punya firasat buruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar