Kamis, 08 Januari 2015

No.teLepon #.episode 3

Aku pun langsung melanjutkan perjalanan,aku pergi ke terminal,aku langsung menaiki bus yang bertujuan ke sidamanik,di perjalanan aku tak bisa melupakan hal-hal yang masih pertama kali kurasakan,sheila tak lepas dari pikiranku,senyumnya tak bisa menghilang,sorot matanya seperti lampu pijar yang menyilaukan walau aku sudah membuka mata,aku hanya tersenyum-senyum sendiri,ku ambil buku aku hanya bisa menuliskan ini,
Waktu membuat kita bersama
aku mulai menyadari kebisuan yang sudah terlalu lama menjadi penyakit.
aku sedikit bimbang dengan diriku sendiri.
aku mulai merasakan jiwa yang beku
dan hati yang beku mulai terbakar hangat oleh gelora cinta
dengan sorot matanya yang cukup menyentuhku,
dengan tawa dan senyumnya cukup membuatku merasakan getaran cinta yang tak pernahku rasakan sebelumnya,
jemarinya menggenggam tanganku tak begitu erat
namun memberi sedikit goresan yang susah untuk dihapuskan
dari sorot matanya tersirat bahwa aku akan jatuh cinta padanya
dan jatuh sangat dalam,
seorang wanita yang membimbingku kedalam hati nya yang indah dan tersembunyi.
pandangan itu membuatku hanyut dalam arus deras dan sampai di hilir hatinya
dan aku tak kuasa berpaling atau pulang dari taman itu.
 Aku tahu waktu seakan pemberi harapan
Aku tahu waktu akan menjawab segala harapan
Aku tahu waktu hanya bisa memberi ruang
Aku tahu waktu akan memberi kesempatan
Aku tahu waktu begitu kejam
Aku tahu waktu begitu singkat
Aku tahu waktu adalah kawan
Aku tahu waktu bisa menjadi penyesalan
Aku tahu waktu tak pernah kembali
Aku tahu waktu tak perlu diilhami
Aku tahu waktu akan mempertemukan
Aku tahu waktu akan memisahkan
Aku tahu waktu memberi ruang untuk berpindah
Aku tahu waktu menguji kebijaksanaan.

***************************************************
Senin 26 juni 1999 adalah pengumuman UMBPTN tepatnya hari ini,aku sudah sangat risau loper koran tak kunjung datang,ku lihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 10.00 wib.aku sudah tidak sabar lagi,aku pengen buru-buru kuliah.aku beranjak ke halaman rumah,supaya bisa melihat pak loper koran datang,
“ehhh nin,koran nya udah dateng belum?”arni menghampiriku dengan paras mukanya yang tampak sehambis menangis,kantong matanya bengkak dan merah,masih terlihat sisa-sisa air matanya di bulu matanya.
“belum nih,gua juga udah ngak sabar,lo kenapa?,absi nangis yah?”
“enggak kok,habis nontron film,sedih banget filmnya,,ehh nin,kemarin jadi ngambil jurusan apa?”
“pilihan pertama Hukum usu,kedua Bahasa inidonesia,loe?”
“gua mah tetep,akutansi UI,kedua,akutansi usu.”sekejap wajahnya mulai kembali normal
“hhhmm,niat banget lu jadi akuntan,”
“ia dong,cita-cita mas bro,hahahaha”
“trus,,,”
Tiba tiba terdengar suara ambulans,dan semakin mendekat, dan jantungku berhenti berdetak,mataku hanya bisa melotot,ambulans berhenti mendadak diseberang rumahku,,,
Tiba-tiba dengan bergegas dan penuh cemas seoarng berbadan pendek,berambut klimis,berbadan tegap keluar dari ambulance mendekati kami dan tiba-tiba dia berhenti di bahu jalan,kulihat wajah Arni sangat pucat,mengingat ayahnya sedang dirawat di rumah sakit,aku pun tak kuasa saat Arni mulai meneteskan air mata..
“ni,, kamu kok nangiss!!!, ada masalah apa?”aku mulai kawatir
Namun ia langsung berlari ke arah ambulance,”kenapa pakkk?? Ada apa?? kok berhenti di depan rumah saya??”ia mendekati pak supir
Terlihat wajah pak supir menundukkan wajahnya dan mencari-cari sesuatu di tasnya,aku pun sangat khawatir,karena mengingat baru kemarin malam ayahku menghantarkan ayah Arni ke rumah sakit,aku pun langsung berlari ke arah ambulance itu,”Maaf pak, ada keperluan apa?” namun hal yang sangat menggelikan pak supir malah tidak menjawab dan hanya sibuk mencari-cari sesuatu di tasnya,”ada perlu apa pakkk,kalau di tanya di jawab donggg” arni menggertak pak supir dan terlihat ia meneteskan air matanya,”ahhuuh  mbahhkk, mahuuhhh nnnuuuppplakkkk huay tuooo” pak supir terus mencari-cari sesuatu di dalam tasnya dan terlihat kebingungan,”nyari apaan sih pak?” aku mulai kesal dan emosi.”nahhhhh”pak supir mulai ceria dan ia menunjukkan kertas kepada kami,kertas itu langsung di sambar oleh Arni, tiba-tiba ia berteriak kencang,”BAAJINGGANNNN” dia langsung meremas kertas itu dan mencampakkannya,aku sangat kaget,wajah Arni yang penuh air mata tiba-tiba tampak melotot dan sangat geram,aku pun langsung mengambil kertas itu dan membukanya,
Door Smiear Hidrolick
“Holong ni boru Saragih”
Afdeling A Bah-butong,No 45
Kec.sidamanik.Kab.Simalungun.
cepattt,bersihh,harga terjangkau,
ANDA PUAS KAMI BANGGA
No.telp/No.Pengaduan:088216185922
Doktor Sagala

“Bangsat lo,pergi ngak lo dari sini?,hahhh,Bajingan” aku hampir memukul si supir pendek itu,”pergi,gua bilang,pergi..pergeee,,, setann lo” dia langsung masuk ke mobil ambulance nya dan pergi dengan wajah sangat ketakutan,bahkan dia tak kepikiran buat minyta maaf pada kami,”udahh lah ni,ngak usah di ingat-ingat lagi,bokap lu sehat kok,ngak apa-apa,dasar emang supir setan,bajingann emangg,,bangsat itu orang,udahh udahhh ngak apa-apa ngak apa-apa.”membujuk arni yang terlihat sangat jatuh mentalnya.
“masalahnya gua mimpi buruk tadi malam nin,gua bermimpi banyak orang datang ke ruamah gua,dan semuanya temen kerja bokap gua,mereka pake baju item semua,dan nyokap nangis nangis disitu” Arni mengis memeluk ku,
“hallaahhh mimppi doang lo pikirin,mimpi itu lo yang buat,makanya jangan mikir yang aneh-aneh sebelum tidur,biar mimpi lu juga ngak ke bangetan seremnya”
tapi nin mimpi yang begit.....”
“udah diam aja ahhh,primitif banget lo masih aja percaya sama mimpi,asall lu tahu yahh, gua sebelum tidur selalu berhayal,tersesat di ladang ganja,dan di pondok-pondok ladang itu banayak banget ganja yamg udah kering dan gua bebas ngisep sampe giting semalaman, dan ternyata setelah gua tidur mimpi gua kenyataan,hahahaa”aku hanya mencoba menenangkan arni
“lo tu ngak ada bedanya yah sama si bajingan itu tadi,katanya temen, tapi loe ngak pernah ngerti,nyampah temen kayak loe, bangsat emang buat hari ini”.
Tinnn..tinnn.. terdengar bunyi kelakson motor yang tak asing lagi buatku “koran..koran..koran..koran”orang yang paling ditunggu-tunggu  dan paling berpengaruh pun tiba
“ehhh ni, korannya udah dateng tuhh,buruan kesini.”
“bodo amat gua, lu beli aja sendiri, besok kasih liat gua” ia berjalan cepat dan terlihat sangat marah walau di lihat dari belakang.
“yahhhh, dasar wanita,hal paling sulit untuk dimengerti” gumam ku
“bang koran yang isinya pengumuman UMPTN adakan ya?”
“ada bang,yang cuman usu,unimed apa se-indonesia?”
“yang se-indonesia ajaaa!!!” Arni berteriak di balik jendelanya
“ehhh mangkanya ke sini aja” aku membalas jawaban Arni,namun ia langsung menutup horden jendelanya.
“ahhhh ni cewe kok blagu banget ya,, yaudah bang yang se-indonesia aja,berapa harganya bang?”
“Rp.1000”
“kok mahal amat bang,pan biasanya Cuma Rp.500”
“yang ini beda bang,kita juga bayar buat dapetin pengumuman ini”
“yahhh yaudah deh ni bang”aku membeli korannya
“ehhh nii, kita Rp500,Rp.500 yahh,,” aku berteriak ke arah rumah arni, namun...
“bodo amat gua,lu tuli apa bego?”
“ya elahh Ni,masih aja loe ya,pokok nya bodo amat,besok kalo lu mau liat,lu bayar Rp.500 dulu. Titikk!!!! Ngak pake koma lagi”
“bodooo amatttttt, segitu nya lu ye,sama temen sendiri perhitungan banget.”
“kenapa ngak loe aja yang bayarin?” gumam ku dalam hati.
Aku memutuskan untuk tidak melihatnya saat ini,karena aku berencana melihatnya bersama dengan Arni,sebenarnya aku sangat penasaran namun besok aku pasti lebih penasaran.ku putuskan untuk tidak membuka korannya,aku melipatnya dengan rapi ku selipkan diantara buku-buku kenanganku,aku berharap ada “Nindo johan turnip” disalah satu baris koran tersebut,dan koran-koran ini akan menjadi sebuah kenangan yang tak akan pernah aku lupakan,menjadi saksi atas kerja keras ku,dan untuk pertama kalinya “Nindo johan turnip” tercantum dalam sebuah bait atau baris di dalam media massa,dan kurap teman-teman ku juga merasakan hal yang sama.

*************************************************************************

Perpisahan tersedih dan kado terakhir

Malam itu sekitar pukul 19.00 wib,saat selesai makan malam bersama dengan kedua orang tua ku,kakak-kakak ku masih berada di Medan,jadi aku hanya bertiga bersama Ayahku,Ibuku dan aku sendiri
.gimana hasilnya bang?” ayah ku bertanya sembari menghidupkan rokoknya.
“belum liat pak!”.
“lahh kenapa,kan pengumumannya hari ini ,tadi pagi juga udah bapak kasi duitnya kan buat beli koran?”
“ia pah,kalo masalah koran udah ku beliin,cuman belum siap aku liatnyaaa”
“ohhh, emang kau ngak yakin?”
“yakin sih yakin,optimis sih optimis,tapi metal aku belum siap pah.”
“ohh yaudah jangan lama-lama,siapa tahu lulus biar gampang kita prepare nya”
“ia pah,besok pagi juga udah aku liat kok”
“apa jadi pilihan mu bang?” ibu bertanya sambil mengupas mangga
“hukum mah pilihan pertama,pilihan keduanya sastra indonesia”
“kan udah mama bilang kemarin,ambil ekonomi salah satu,ekonomi itu bagus jurusannya,akutansi keg,management keg, bagus bagus semuanya, tapi kalo udah terlanjur mau dibilang apa lagi!,nihh manggaibu memang selau yang terbaik,dan tiba-tiba suara sirene terdengar sari kejauhan.
“trus si Arni ngambil jurusan apa?”
“akutansi mah”
“kan udah mama bialng,liat aja tuh si Arni,pemikirannya panjang,plih jurusan yang prospek,lah kamu? Taunya cuman ngabisin duit beli rokok,main judi,sekali-sekali kata-kata orang tua itu di dengarin”
“udah lah mah biarin dia nentuin masa depannya” kata ayah ku
“yaudah deh terserah,anak sama bapak sama aja”
 "sirenenya kok makin kenceng yahh,mah coba liat kr depan?" ayah ku punya firasat buruk


                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar