Senin, 14 November 2016

Pendamping

Aku sudah banyak mengenal org, tapi tak ku temukan mungkin yg seperti kita..
Ditempah dalam dimensi yg sama..
Kenapa aku setia menunggu mu, mungkin aku terlalu takut kalau suatu saat nanti dia tak bisa memahami ku..
Aku ingin berserah diri pada org yg tepat, karna aku hanya seorang laki laki lemah..
Aku tak butuh wanita yg cakap
Aku butuh kecakapan wanita..
Tak perlu maslaah rupa dan harta..
Bagiku aku sudah cukup bahagia ketika kita bisa bersama dalam kesederhaan,
toh apa yg mau dikejar dalam dunia ini, kemewahan? Kewibawaan? Atau pujian?
Hal yg tidak ada dalam list tujuan hidup ku..
Aku sudah cukup pada kecukupan, tak perlu berlebihan,kadang kadang kesederhanaan itu yg membentuk cita dan disiplin..

Kenapa aku begitu menafsui mu?
Hingga detik ini aku tidak menemukan wanita yg semanusiawi diri mu..
Standart ku memang sangat tinggi pada perempuan, bukan pada kecantikan atau kekayaan, tapi lebih kepada "wanita yg bijak, penyayang dan petarung"
Apakah itu ada dalam diri mu? Semoga saja aku salah..

Tapi apakah aku lelaki yg tepat?
Aku tak tau, mengkin aku terlalu egois pada ekspektasi ku, tanpa memperdulikan ekspektasi mu..
"Tampan, bijak, berwibawa, mapan dan matang"
Aku berusaha untuk itu, tapi dinamika hidup yg ku jalani membuat ku bijak, berwibawa, mapan dan matang dalam prespektif yg berbeda..
Tapi apakah itu laki laki yg kau butuhkan?
Aku memang hanya seorang laki laki yg lemah, trauma pada kepercayaan dan kasih sayang yg kuberi pada org yg tidak tepat..
Aku sensitif pada kengerian, hal itu yg membuatku lemah dan tak tegas..
Aku selalu goyang dan mengambang, sakit dan kekecewaan yg ku jalani dalam hidup ini membuat ku membutuhkan sebuah dukungan dan kekuatan..
Awal nya Aku sudah lelah dalam pertarungan ini, tapi masih banyak yg mendukungku meski sebenarnya kepalanan tngan ini tak lagi mantap..
Aku butuh genggaman yg menguatkan genggaman ku, makanya aku butuh wanita petarung, bukan gadis manja yg tak memiliki pendirian dan kedewasaan, secantik apapun dia, sekaya apa pun dia, semapan apa pun dia, cwe lemah hanya akan tertindas oleh tuntutan nya sendiri..

Aku berdoa kepada Tuhan, semoga aku menemukan wanita yg sama seperti mu dalam rupa yg berbeda, semoga saja kau menemukan pria seperti ku dalam diri yg berbeda, karna pria yg benar benar mengerti kasih sayang hanya dia yg pernah di lacurkan oleh dunia..
Jika kau memang membutuhkan kasih sayang daripada ketampanan, kewibawaan, kehormatan, dan kekayaan laki laki..

Jumat, 07 Oktober 2016

Kenalin...

Saya,,
Saya bukan tipikal org yg menginginkan pengakuan, paling tidak bukan oleh orang yang tidak saya akui.
Mereka yg memiliki intuisi atau prngalaman yg lebih dari ku. Pujian mereka lah yang benar benar ku anggap apresiasi. Kebanyakan org yg ku kenal lebih banyak menghina ku dengan pujiannya.

Saya,, lebih suka untuk tidak dipahami atau belum di pahami dari pada di salah pahami.

Bahasa yg sederhana menimbulkan presepsi presepsi liar yg tidak terkendali. Bahkan tulisan tulisan "non verbal" sering kali di lukiskan dengan kebodohan. Ya, sarkasme.

Aforisme adalah gaya saya.

Saya suka berbeda. Saya suka aroma kecerdasan. Saya "sangnge" pada diskusi.

Kebanyakan mereka yg alay, hanya berusaha mendapat empati atau simpati. Sama, aku juga org alay. Hanya, hanya "manusia" lah yg ku terima comment "alay" nya.

Kebanyakan dari mereka menulis dengan bahasa yang sederhana, sehingga bisa di konsumsi oleh siapa pun. Tp bagiku, "hanya org yg layak lah yg bisa dan mampu melahap sajian dalam piring kosong ku".

Aku bukan org yg suka di puji,

aku org yg expresif? Mungkin, atau relativitasnya mungkin tidak relatif. Aku hanya berusaha menyimpan segala risalah alam itu. Aku menangkapnya dari ekor kunang kunang yg kelap kelip berusaha menerangi malam walau ia sadar ia tak mampu, namun kecil usaha nya masih tetap bermanfaat bagi mereka yg hanya bisa melihat cahaya ketika kelam memang menelan segala bayangan.
Ada masa nya memang, ketika org yg expresif disebut alay, org yg subtil disebut rempong, dan org yg kritis di sebut lebay. Tapi percayalah mereka yg beranggapan seperti itu karena mereka tidak beruntung, tidak beruntung karena tidak memiliki gen gen unggul dalam diri mereka.
Paradigma mereka hanya blue print yg normatif, umum, kekinian. Dan terdogtrin oleh gaya komunikasi umum, dan itu menjebak mereka dengan paradigma mereka yg terlalu meanstrem. Mereka hanya layak disebut, manusia yg memiliki para paradigma.

Banyak org berpendapat bahwa topeng berfungsi untuk menutupi sesuatu, bagiku topeng adalah alat untuk menyuarakan dan menyampaikan sesuatu. Topeng adalah simbol, kode, bukti, dan refleksi pemakainya.
Tetapi aku bukan pemain teater atau wayang, paling tidak aku lebih suka di panggil pemain pantomim berbicara dalam bisu.

Banyak org menyebut puisi adalah risalah hati, bagi ku puisi adalah bahasa terakhir para pelukis sastra. Bukan karena Tak ada lagi kata yg indah untuk menyuarakannya, tak ada lagi syair bisa menyayikannya. Hanya, org pun butuh kelayakan untuk mendapat kebenaran.
Aku bukan sastrawan, aku juga bukan penulis puisi kontemporer. Itu menghina ku.

Aku tak bisa lagi mendefenisikan diri ku.

SaLam kenal.

"Manusia yang manusiawi adalah ketika dia memiliki moral yang bermoral" Njt_

Senin, 25 Juli 2016

Mereka

Jika kau memaksa sebuah kehendak, bukan berarti kau terlalu otoriter dalam hidup dan tindakan mu. Segala yg terjadi dan mungkin mempengaruhi, biarkan itu membuat mu semakin menyadari bahwa Allah memang peduli.
Ketika semua yg menjadi realita membawa mu dan memaksa mu untuk sadar bahwa, kau hanya bagian kecil dari segala kerumitan yang ada.
Berbicalah selagi sikap itu adalah peduli, empatilah selagi itu bukan kecerobohan. Allah bekerja diluar nalar dari manusia, tapi hati memberi mu fakta bahwa "Allah memang peduli".
Biarkan mereka berbicara apa, bersikap apa, atau bersimpatik atas apa yang mereka rasakan atas kehadiran mu. Jiwa mu pun berguna bagi mereka yang mungkin memperlajari mu dari kebodohan atau kecerobohan mu.
Tak perlu bagimu untuk menyadarkan mereka, karna mereka punya jiwa dan hati nya masing-masing.
Mungkin mereka lebih bijak atau ceroboh dari mu, tapi percayalah mereka pun melakukan yang terbaik bagi mereka. Tak perlu mengasihani mereka yang tak ingin meminta belas kasih dari mu, karna "peduli" bisa saja mengajak mulut mereka untuk menghina mu.
Kau adalah diri mu sendiri, jika mereka berusaha mempedulikan mu seakan mereka benar benar mengenal mu, terima saja, itu mungkin risalah Tuhan untuk mu, tergantung kau menganalisa kemungkinan itu. Jika tidak, perlajarilah busa busa dari mulut mereka, supaya kelak kau tak memiliki busa untuk di perdebatkan.

Dunia adalah hal rumit jika kau ingin mengetahuinya, namun jika kau berusaha untuk lupa pada apa yang terjadi, segala pilihan pasti memiliki konsekuensi.

Sampai kapan kau berusaha untuk mengaforistik mereka??
Jika mereka tidak peduli pada mu, percayalah sebanyak apa pun empatis mu, kau selalu kau di mata mereka.

Biarkan Allah bekerja dan menilai, Allah tidak berpilak pada siapa pun, kebijakan-Nya adalah yang terbaik bagi siapa pun.
Jika kau mendoakan mereka yg kau anggap "PAS" untuk mu, maka kau pun harus siap di doa kan oleh "mereka" yang menganggap mu "PAS" bagi mereka. Dan biarkan Allah memutuskan kebijakan-Nya.

Mereka..
Ya mereka..
Hanya sebagian kecil dari hidup mu yang mungkin membuat mu menjadi pribadi yang paham akan arti dari waktu yang berjalan.
Bersyukurlah...
Paling tidak syukuri pelajaran yang kau terima dari pahitnya perlakuan mereka.
It's you life.
Bersyukurlahh Allah selalu berkerja dan bijak.

Segala apa yang berlalu biarlah itu menjadi pelengkap dari paradigma.
Biarkan itu menjadi kenangan yang mungkin bisa menjadi nasehat bagi mereka yang kau sayangi.
Biarkan itu keadaan yang mengingatkan mu untuk  melakukan seperti itu untuk menyakiti hati orang lain, dan sebaliknya.
Teguran Allah mungkin pahit, tapi yakinlah itu karena Allah memang benar benar peduli.

lupakan jika itu membawa mu untuk berbuat tidak bijak.
Lupakan jika itu membawa mu untuk berbuat tidak tepat.

"Tidak perlu menyalahkan orang jika nasi sudah menjadi bubur, tinggal ambil soto dan kerupuk, jadi lah soto Semarang".

Minggu, 19 Juni 2016

Dear Dewi Scorpio

Dear Dewi Scorpio,putri penyengat yang beracun.
Dewa gemini...
aku tak tahu apa yang ku rasa,semakin aku mengingatnya,rasa-rasanya aku ingin membunuh diriku sendiri,aku sudah membenci diriku sendiri,rasa benci ku ini lebih dari siapa pun,tapi sebenci apapun aku pada diriku sendiri bahkan dengan orang lain,aku tetap tidak bisa membencinya.
harapan yang pembohong itu,harapan yang selalu menyiksaku itu,semakin menyiksaku.
aku bingung dengan apa yang kurasa,aku sudah tau kalau Dewi Scorpio pendongeng itu tak akan berjalan bersama dengan Pangeran Gemini ini,tapi entah kenapa,harapan harapan itu lah alasannya,aku sangat membenci diriku sendiri.
Dewa gemini...
detik detik telah berlalu,dan tiap detik itu memiliki kisah yang sangat rumit,bahkan bisa menjadi tantangan,dan tak jarang menjadi masalah yang amat sulit ku atasi,kau tahu kan Dew masalah cinta itu lebih rumit dari memahami wanita!!!
tapi di satu sisi aku masih menikmati detik detik penantian ini,ada saat dimana aku harus terbiasa tersenyum manis walau hatiku.
ada saat dimana aku harus tersenyum setelah menahan nafas agar sesak didada tidak mengajak air mataku menetes.
ada saat dimana aku begitu cerdas menyugestikan diri ku sendiri.
ada saat dimana aku berhayal, kami bisa ke gereja bersama,walau ku tau itu hanya angan di dalam mimpi.
Dewa gemini..
pernah sekali aku bermimpi,aku dan putri scorpio berjalan bersama di sebuah kota yang penuh hiruk pikuk,semua seerba sibuk,hingga saat aku dan dia berjalan tak seorang pun yang melihat,namun ku lihat senyumnya yang meyakinkan ku,tersirat bahwa dia berusaha mengatakan "ayo,tak perlu mendengarkan kata orang,karna cinta adalah kita berdua".aku tersenyum,dan dia menarikku ke subuah jalan sepi yang berlubang,dengan bangunan klasik disisi kanan dan kiri,persis seperti kota lama semarang sehabis banjir oktober tahun lalu dan lampu jalannya persis seperti lampu jalan malioboro,lalu dengan wajah tertunduk dia berkata sambil menggengam jemariku,"aku akan berlari,berlari mengejar matahari,dan mengumpulkan semua bintang-bintang,lalu mengambil salah satu yang terbaik diantara semua yang ku dapat,kau akan disini atau menjadi bintang yang kutip atau menemani ku mengutip bintang bintang yang bersinar itu",aku hanya terdiam tak bisa menjawab pilihan itu,lalu dia melepas genggamannya dan menatapku tersenyum,aku merasa kalau dia menemukan jawaban ku meski aku sendiri tak bisa membuat sebuah keputusan itu,kemudian dia mulai berjalan mundur dengan sorot matanya yang tak bisa ku artikan,mata kami terus saling menatap hingga ia berpaling,terakhir,,hempasan rambutnya mengingatkan ku pada sesuatu yang sangat perih,dia berjalan hingga sepertinya ia akan melayang,dan melayang dan terbang aku hanya melihatnya terbang,hingga sesak di dada memaksa ku mengedipkan mata,dan air mata ku menetes dan dia hilang bersama kesunyian itu aku sendiri pun tak tahu harus berbuat apa,karna mimpi kita sendiri pun tidak bisa kita setting.
aku tak tahu apa arti dari mimpi itu,banyak orang mengatakan kalu mimpi hanya sekedar relasi tidur,namun tak sedikit orang yang mengatakan kalau mimpi adalah sebuah code atas apa yang akan terjadi.aku tidak bisa memastikan kalau itu adalah jawaban dari detik detik penyiksaaan yang menyenangkan itu.aku masih dan akan terus masih,menikmati detik detik yang menyiksa itu hingga jam pasir itu habis dan akhir dari detik detik itu tak berguna lagi.
Dewa Gemini
aku tak tahu..
aku benar banarr tidak tahu apa yang harus ku lakukan,banyak orang yang menyakatakan,"Kerja keras tidak akan membohongi Hasil,begitupun sebaliknya",namun kau lihat sendiri kan Dew,aku tak tahu apa yang ada di pikirannya,dia tidak pernah menunjukkan,dan aku benar benar tidak tahu, atau paling tidak, aku berusaha membohongi diriku sendiri supaya ku tidak kecewa dengan penjelasannya.

Dear princes Scorpio,
kau tahu aku bukan anak anak lagi, aku pun tahu kalau kau bukan anak anak lagi,kita tahu kalau kita bukan anak anak lagi.maksudnya kau pun tahu bahwa tiap waktu pasti punya cerita,tiap cinta pasti punya cerita dan tiap cerita pasti punya alasan.
dulu,aku pernah mengatakan kalau kau berhak tahu kalau pangeran gemini ini memiliki sesuatu yang sangat spesial dan rahasia untuk mu,dan sekarang kau pun berhak tahu alasan dari cerita dan cinta itu.

Labirin...

Terserah apa kata mu..
Aku tak mau berbohong pada diriku sendiri
Ya aku org yg setia..
Ya..

Aku percaya kekuatan cinta dan waktu
Aku percaya pada setia doa senyap ku
Meski kau tak meyakini nya
Dan aku tak berharap kau berempati pada nya

Pernah kau tersenyum aneh ketika kau merasa "dia suka kayak nya sama ku"

aku tau pria seperti apa yg kau mau
Tapi aku hanya ingin menjadi diriku sendiri..
Ketika dilema itu membingungkan ku..
Aku hanya ingin kau mengerti

Aku berusaha meski kadang aku lupa.
Aku tak mampu menyakiti hati orang lain..
Tak tau kenapa..
Mungkin insting yg memaksa ku..

Aku sudah menunggu..
Terlalu lama..
Bukan untuk kesadaran mu
Tapi untuk menyuarakan nya pada ku..

Aku terus berbohong..
Karna aku tak mampu menyakiti org lain sekalipun itu kejujuran..

Aku hanya ingin kau mengerti ku..
Memahami pola labirin yg ku buat untuk mu..
Karna aku yakin dia tak mampu,tapi kacamata mu mampu untuk merajut benang benang itu..
Aku belum tau, apakah kau sudah menyadari pola pola itu..

Aku hanya ingin di mengerti,sulit rasanya terlalu frontal pada realita..
Aku tak mampu menyakiti org lain..

Aku tau kau bisa dan mampu untuk memahami aforistikk itu..
Karna kita di tempah di tempat yg sama..

Memang aku bukan siapa siapa mu..
Namun jika kau merasa masih ada yg lebih dari aku, biarkan labirin labirin itu menuntun mu jika suatu saat presepsi mu salah..
Dan aku berjanji aku akan tetap disana hingga mereka memaksa ku untuk membuat mu menjadi bagian dari luka..

Banyak yg bilang aku bodohh..
Termasuk diri ku sendiri..
Tapi aku jauh lebih ceroboh bila aku tak mampu berbuat pada seseorang yg ku cintai..

Pola pola labirin itu..
Hadirlah dan menata..
Hanya aku yg ada disana..
Tutup mata mu..
Suara hati yg sepi menuntun mu..

Aku ada dalam setia presepsi mu..
Namun org yg benar benar mencintai mu hanya ada dalam labirin itu..

France Les Paul.